Apakah Manusia Terdiri Dari Tubuh, Jiwa dan Roh atau Tubuh dan Jiwa?

Diskusi apakah manusia terdiri dari sesuatu yang bersifat material dan sesuatu yang bersifat spiritual telah dilakukan sejak lama, seperti yang dilakukan oleh Plato, Aristoteles, dll. untuk mengerti kodrat manusia. Dalam hal ini, para teolog kristen terbagi menjadi dua, yaitu dichotomy dan trichotomy. Yang menganut pengertian dichotomy berpendapat bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa dan Trichotomi mengatakan bahwa manusia terdiri dari: tubuh (body), jiwa (soul / psyche), dan roh (spirit / pneuma). Konsep trichotomy – yang diajarkan oleh Plato, gnostics, manichaeans, apollinarians, dan pada jaman modern ini diajarkan oleh Gunter – ditolak oleh Gereja Katolik. (Ludwig Ott, Fundamentals of Catholic Dogma (Tan Books & Publishers, 1974), p.96-97). Kita tidak dapat mengatakan bahwa dua-duanya benar, karena ke-dua konsep tersebut berbeda. Mari kita melihat satu-persatu dari teori ini dari Alkitab.

I. Mengapa Gereja Katolik mengajarkan dichotomy:

1) Dalam Alkitab kata “jiwa” dan “roh” sering dipakai bergantian, seperti: Yoh 12:27 “Sekarang jiwa-Ku terharu (my soul troubled) dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” Yoh 13:21 “Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu (He was troubled in spirit), lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.

Para ahli Alkibab mengatakan bahwa contoh di atas merupakan “Hebrew parallelism“, yang merupakan cara menyatakan ide secara puitis, dimana ide yang sama diulang dengan memakai kata yang berbeda. Sebagai contoh Lk 1:46-47 “46 Lalu kata Maria: “Jiwaku (soul) memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku (spirit) bergembira karena Allah, Juruselamatku,

2) Kej 2:7 “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas (spirit) hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (living soul).” Kalau memang manusia terdiri dari tiga bagian, mengapa dalam kisah penciptaan, manusia diceritakan dibentuk dari debu tanah (sesuatu yang bersifat material, dalam hal ini menjadi tubuh) dan nafas hidup (sesuatu yang bersifat non-material/spiritual)? Di sini tidak dikatakan bahwa setelah ada dua unsur (debu tanah dan nafas hidup), maka manusia mempunyai jiwa, namun dikatakan bahwa: manusia menjadi mahluk yang hidup (living soul). Living soul dalam hal ini adalah “the whole man“, yang terdiri dari tubuh dan jiwa.

Jadi, apa yang membuat manusia menjadi mahluk yang hidup? debu tanah dan nafas hidup atau tubuh dan jiwa spiritual, yang membentuk kehidupan manusia, yang membuat manusia adalah manusia dengan kodrat yang ada saat ini. Karena jiwa spiritual ini diciptakan oleh Tuhan (lih. Kej 2.7) dengan menghembuskan nafas, maka jiwa yang bersifat immaterial ini adalah immortal / abadi.

3) Mt 10:28 mengatakan “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” Membunuh dan membinasakan jiwa dan tubuh di sini bukannya berarti membuat tubuh dan jiwa lenyap, namun membuat tubuh dan jiwa mengalami penderitaan abadi di neraka.

4) Lebih lanjut 1 Kor 5:3; 7:34 mengatakan “3 Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku–sama seperti aku hadir–telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. 34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

II. Menyanggah teori trichotomy:

1) Ib 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Perhatikan bahwa rasul Paulus membandingkan antara jiwa-roh dan sendi-sendi-sumsum dan pertimbangan-pikiran. Secara sekilas, kita akan melihat bahwa jiwa dan roh adalah dua hal yang berbeda, namun kalau kita melihat perbandingan setara, maka rasul Paulus membandingkan jiwa dan roh seperti sendi-sendi dan sumsum, dimana sumsum dan sendi adalah satu kesatuan; atau pertimbangan dan pikiran, di mana orang tidak dapat membuat pertimbangan tanpa adanya pemikiran maupun sebaliknya. Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa jiwa dan roh adalah satu hal yang satu, karena jiwa kita bersifat spiritual.

2) 1 Thes 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Seperti yang diterangkan di atas, ini ayat ini adalah “Hebrew parallelism“, untuk menekankan sesuatu dengan menggunakan kata yang berbeda. Kita melihat di Mk 12:30 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Kalau kita menggunakan logika trichotomy, maka kita akan melihat bahwa manusia bukan hanya terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh, namun juga hati.

3) Secara definisi, jiwa adalah “the principle of life” dan jiwa adalah bersifat immaterial/spiritual. Kalau memang roh terpisah dari jiwa dan juga bersifat spiritual, maka seolah-olah ada dua immaterial yang berbeda, dalam satu tubuh. Dan akan sulit membayangkan ada 2 immaterial di dalam 1 material (tubuh). Pertanyaannya adalah siapa yang menciptakan jiwa (bersifat immaterial) dan siapakah yang menciptakan roh (bersifat immaterial). Karena immaterial lebih tinggi tingkatannya dari material dan yang rendah tidak dapat menciptakan yang lebih tinggi, maka jiwa (dan atau) roh tidak dapat diciptakan oleh tubuh yang bersifat material.

III. Pengajaran Resmi Gereja Katolik tentang manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa (KGK 362-367).

KGK 362     Pribadi manusia yang diciptakan menurut citra Allah adalah wujud jasmani sekaligus rohani. Teks Kitab Suci mengungkapkan itu dalam bahasa kiasan, apabila ia mengatakan: “Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kej 2:7). Manusia seutuhnya dikehendaki Allah.

KGK 363     Dalam Kitab Suci istilah jiwa sering berarti kehidupan manusia (Bdk. Mat 16:25-26; Yoh 15:13.) atau seluruh pribadi manusia (Bdk. Kis 2:41.). Tetapi ia berarti juga unsur terdalam pada manusia (Bdk. Mat 26:38; Yoh 12:27.), yang paling bernilai padanya (Bdk. Mat 10:28; 2 Mak 6:30.), yang paling mirip dengan citra Allah: “Jiwa” adalah prinsip hidup rohani dalam manusia.

KGK 364     Tubuh manusia mengambil bagian pada martabat keberadaan “menurut citra Allah”: ia adalah tubuh manusiawi karena ia dijiwai oleh jiwa rohani. Pribadi manusiawi secara menyeluruh sudah ditentukan menjadi kenisah Roh dalam Tubuh Kristus (Bdk. 1 Kor 6:19-20; 15:44-45.). “Manusia, yang satu jiwa maupun raganya, melalui kondisi badaniahnya sendiri menghimpun unsur-unsur dunia jasmani dalam dirinya, sehingga melalui dia unsur-unsur itu mencapai tarafnya tertinggi, dan melambungkan suaranya untuk dengan bebas memuliakan Sang Pencipta. Oleh karena itu manusia tidak boleh meremehkan hidup jasmaninya; tetapi sebaliknya, ia wajib memandang baik serta layak dihormati badannya sendiri, yang diciptakan oleh Allah dan harus dibangkitkan pada hari terakhir” (GS 14, 1).

KGK 365     Kesatuan jiwa dan badan begitu mendalam, sehingga jiwa harus dipandang sebagai “bentuk” badan , artinya jiwa rohani menyebabkan, bahwa badan yang dibentuk dari materi menjadi badan manusiawi yang hidup. Dalam manusia, roh dan materi bukanlah dua kodrat yang bersatu, melainkan kesatuan mereka membentuk kodrat yang satu saja.

KGK 366     Gereja mengajarkan bahwa setiap jiwa rohani langsung diciptakan Allah (Bdk. Pius XII. Ens. “Humani generis” 1950: DS 3896; SPF 8.) – ia tidak dihasilkan oleh orang-tua – dan bahwa ia tidak dapat mati (Bdk. Konsili Lateran V 1513: DS 1440.): ia tidak binasa, apabila pada saat kematian ia berpisah dari badan, dan ia akan bersatu lagi dengan badan baru pada hari kebangkitan.

KGK 367     Kadang kata jiwa dibedakan dengan roh. Santo Paulus berdoa demikian: “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus” (1 Tes 5:23). Gereja mengaiarkan bahwa perbedaan ini tidak membagi jiwa menjadi dua (Bdk. Konsili Konstantinopel IV, 870: DS 657.). Dengan “roh” dimaksudkan bahwa manusia sejak penciptaannya diarahkan kepada tujuan adikodratinya (Bdk. Konsili Vatikan 1: DS 3005; GS 22,5.) dan bahwa jiwanya dapat diangkat ke dalam persekutuan dengan Allah (Bdk. Pius XII, Ens. “Humani generis” 1950: DS 3891). karena rahmat.

4.7 3 votes
Article Rating
19/12/2018
48 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
bsa santoso
9 years ago

Yth Bapak/Ibu team Katolisitas. Mohon bantuan dari team, baru baru ini di facebook (berita katolik) saya ada berita sbb : Seminar : KESEIMBANGAN HIDUP untuk DAMAI & BAHAGIA dengan cara mengolah sumbu kehidupan : BODY – MIND – SPIRIT (Tubuh – Jiwa – Roh) Apakah sudah merasa damai? Apakah sudah merasa bahagia? Sadarkah kita punya tubuh, jiwa dan roh? Apa bedanya? Apa hubungannya??? Temukan pembahasan nya dalam seminar ini pada: Hari / Tgl : SABTU / 18 OKTOBER 2014 Waktu : 8 – 15 WIB (diakhiri dengan misa) Tempat : KAPEL Gereja SANTO THOMAS RASUL – Gedung Karya Pastoral Lt.3,… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  bsa santoso
9 years ago

Shalom Santoso, Ada baiknya kita berpegang pada apa yang dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik 362-367. Dan dalam KGK 367 dituliskan dengan jelas: KGK 367     Kadang kata jiwa dibedakan dengan roh. Santo Paulus berdoa demikian: “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus” (1 Tes 5:23). Gereja mengaiarkan bahwa perbedaan ini tidak membagi jiwa menjadi dua (Bdk. Konsili Konstantinopel IV, 870: DS 657.). Dengan “roh” dimaksudkan bahwa manusia sejak penciptaannya diarahkan kepada tujuan adikodratinya (Bdk. Konsili Vatikan 1: DS 3005; GS 22,5.) dan bahwa jiwanya dapat diangkat ke dalam persekutuan dengan Allah (Bdk.… Read more »

Tjahja widjaja
9 years ago

Redaksi Yth,

Saya memiliki gambaran tentang diri ini sbb: 1. Tubuh/daging; 2. Jiwa/memori (perasaan); 3. Roh. Benarkah pendapat saya ini?

Mohon penjelasan atas pertanyaan “Siapakah aku, Aku, dan AKU? dilihat dari sudut spiritualitas Katolik (bila memungkinkan merujuk pada ayat Alkitab tertentu).

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan ini.

[Dari Katolisitas: Diskusi tentang topik ini sudah pernah dibahas secara panjang lebar di situs ini. Silakan membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik dan juga di artikel ini, silakan klik.]

Yindri
Yindri
10 years ago

Salam kasih, Maaf pak Stef, sy agak sedikit bingung masalah manusia terdiri dari tubuh jiwa dan roh, dlm KGK 362-367 disebutkan kl manusia terdiri dari dua unsur yaitu tubuh dan jiwa, roh menjadi satu kesatuan dgn jiwa. Tapi dlm buku iman katolik (KWI) dikatakan kl manusia terdiri dari 3 unsur yaitu tubuh, jiwa dan roh…hal ini menjadi rancu pengertiannya dan menimbulkan perdebatan di persekutuan doa di temp saya krn mereka menjelaskan (yg tertulis cukup jelas) menyangkut ketiga unsur ini. Tapi dlm KGK tidak menjelaskan sedemikian jelasnya. Yg jd pertanyaan sy, bagaimana cara menjelaskan ke persekutuan doa temp sy, bahwa manusia… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Yindri
10 years ago

Shalom Yindri, Kalau sampai ada hal yang terlihat bertentangan, tentu saja kita harus mengacu kepada Katekismus Gereja Katolik, karena dengan jelas dituliskan oleh paus Yohanes Paulus II tentang wibawa teks, yaitu “Saya mengakuinya sebagai alat yang sah dan legitim dalam pelayanan persekutuan Gereja, selanjutnya sebagai norma yang pasti untuk ajaran iman“. Yang mungkin bisa Anda jelaskan dari buku kuning sehubungan dengan hal ini adalah dengan mengutip KGK 367 KGK 367     Kadang kata jiwa dibedakan dengan roh. Santo Paulus berdoa demikian: “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya, dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan… Read more »

roi simanjuntak
roi simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

yang terkasih pak stef,

mohon dijelaskan maksud dari jiwa yang bersifat spiritual ? apakah ini artinya jiwa rohani ? kalau begitu ada jiwa yang tidak bersifat spiritual ya ? sehingga apakah kita bisa sebut sbb :

jiwa bersifat spiritual –> roh
jiwa bersifat tidak spiritual –> jiwa

tentu bukan untuk membagi 2 antara jiwa dan roh, tetapi secara sifat akan ada 2 model… dimana mereka tetap satu kesatuan…

salam kasih,
Roni Simanjuntak

[Dari Katolisitas: Maksudnya jiwa yang tidak bersifat spiritual adalah jiwa yang terdapat pada binatang. Silakan membaca artikel tentang hal ini, silakan klik.]

roni simanjuntak
Reply to  roi simanjuntak
10 years ago

Yth Katolisitas, terima kasih atas jawabannya dan saya sudah membuka link tersebut lalu mendapatkan pertanyaan sbb : berdasarkan link, tertulis ” Oleh karena itu, orang yang tidak menggunakan akal budi sebagaimana mestinya, maka orang tersebut berlaku sebagaimana layaknya hewan. Orang yang menggunakan seksualitas hanya berdasarkan nafsu semata tanpa adanya kasih, merendahkan dirinya sendiri pada tingkat hewan. ” –> Kita tahu bahwa manusia mempunyai kehendak bebas sehingga kadang2 manusia memilih jiwa yang tidak spiritual dibanding dengan yang spiritual… pertanyaan juga, apakah jiwa yang spiritual yang dimaksud dengan akal budi ? Apakah akal budi manusia hanya bersifat spiritual saja ? sehingga baik… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  roni simanjuntak
10 years ago

Shalom Roni, Kehendak bebas yang menjadi kodrat manusia adalah sesuatu yang baik, karena dengan kehendak bebasnya, maka manusia dapat secara bebas memberikan dirinya kepada Allah. Di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 1) dituliskan “Allah dalam Dirinya sendiri sempurna dan bahagia tanpa batas. Berdasarkan keputusan-Nya yang dibuat karena kebaikan semata-mata, Ia telah menciptakan manusia dengan kehendak bebas, supaya manusia itu dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya yang bahagia“. Manusia dilengkapi oleh Tuhan dengan jiwa yang bersifat spiritual, karena memang manusia diciptakan oleh Allah seturut dengan gambar-Nya (lih. Kej 1:27), sehingga manusia mempunyai akal budi (intellect) dan kehendak (will). Dengan akal budi dan… Read more »

roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Dear Pak Stef, Sepertinya semakin dijelaskan, maka semakin jelas bahwa dalam diri manusia terdapat jiwa yang bersifat spiritual dan yang tidak bersifat spiritual. Jika “akal budi” hanya memuat unsur –> jiwa yang bersifat spiritual saja –> maka manusia tidak jatuh dalam dosa, sehingga “will/kehendak” yang tersedia hanya pilihan-pilihan yang tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Tetapi keyataannya manusia berdosa = tidak memilih yang sesuai dengan kehendak Allah bahkan bertentangan dengan kehendak Allah –> jadi yang dituruti adalah kehendak jiwa yang bersifat tidak spiritual. kalimat “Manusia dilengkapi oleh Tuhan dengan jiwa yang bersifat spiritual” saya setuju dalam arti bahwa dalam diri manusia… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  roni simanjuntak
10 years ago

Shalom Roni, Anda menyimpulkan: Jiwa manusia bersifat spiritual karena adanya akal budi dan kehendak; sedang manusia berdosa; oleh karena itu, ada jiwa yang bersifat tidak spiritual. Coba bandingkan dengan logika ini: Tuhan menciptakan manusia baik adanya; sedang kenyataannya, ada manusia yang jahat; Oleh karena itu, Tuhan menciptakan sebagian manusia jahat. Tentu saja kesimpulan ini tidaklah benar. Bahwa jiwa manusia yang bersifat spiritual dapat memilih dosa, bukan berarti bahwa ada dua jiwa manusia. Bagaimana jiwa manusia yang bersifat spiritual dapat mengatakan ya terhadap dosa? Karena dosa asal dan akibatnya memperlemah jiwa manusia, sehingga ada “kecenderungan berbuat dosa” atau juga disebut concupiscence.… Read more »

roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Shalom Pak Stef, Terima kasih atas jawabannya. Analog atas logika diatas saya pikir kurang tepat, karena jiwa yang kita bahas adalah berdasarkan sifat. Jika didalam manusia terdapat 2 sifat jiwa, bukan berarti dia mempunyai 2 buah jiwa dan bukan maksud saya juga untuk membelah jiwa tersebut. Contoh, Air mempunyai sifat yang menghancurkan dan sifat yang menghidupkan –> itu bukan artinya airnya di bagi 2 kan ? begitu juga pemahaman saya sebagai berikut : Jiwa yang bersifat tidak spiritual –> seperti yang terdapat dalam binatang, tentu juga datang dari Tuhan kan ? (bdk. Kej 1:21-25) Jiwa yang bersifat spiritual –> terdapat… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  roni simanjuntak
10 years ago

Shalom Roni,

Sebenarnya jiwa bukanlah merujuk pada sifat. Coba silakan memberikan definisi tentang jiwa. Justru dengan membagi jiwa bersifat spiritual dan jiwa yang tidak bersifat spiritual akan terjadi dualisme. Implikasinya adalah siapa yang menciptakan jiwa yang bersifat spiritual dan jiwa yang bersifat tidak spiritual? Kalau dua-duanya diciptakan oleh Tuhan, maka bagaimana mungkin manusia diciptakan menurut gambar Allah (lih. Kej 1:26-27)?

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
9 years ago

Salam Kasih Pak Stef, Maaf begitu lama saya menanggapi jawaban bapak karena kesibukan. Saya mau menyampaikan kutipan dari Kompendium KGK no 70, sbb : 70. Dari mana jiwa berasal? Jiwa yang bersifat rohani tidak berasal dari orang tua, tetapi diciptakan secara langsung oleh Allah dan bersifat abadi. Jiwa tidak ikut mati pada saat dipisahkan dari badan dalam kematian, dan jiwa akan dipersatukan kembali dengan badan pada hari kebangkitan. disini dengan jelas secara implisit kita bisa simpulkan : Jiwa yang bersifat rohani –> datang dari Allah dan bersifat abadi (tidak mati) dan Jiwa yang bersifat tidak rohani –> datang dari orang… Read more »

roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
9 years ago

Ytk, Pak Stef, Terima kasih pak atas jawabannya dan semua ulasannya.. satu pertanyaan terakhir pak, Pak stef tidak menyinggung KGK 1705 yang isinya : 1705 Berkat jiwanya dan berkat kekuatan rohani akal budi dan kehendaknya, manusia dilengkapi dengan kebebasan “yang adalah lambang yang unggul citra ilahi di dalam manusia” (GS 17) kata berkat jiwanya dan berkat kekuatan rohani akal budi –> ini juga menandakan 2 hal yang saling berkaitan.. Kalau kita melihat kebelakang bahwa manusia diciptakan secitra dengan Allah, itu mau mengatakan apa ? apakah manusia yg mempunyai tubuh secitra dengan Allah yang berbentuk roh ? ataukah jiwa manusia secitra… Read more »

roni simanjuntak
roni simanjuntak
10 years ago

Dear Katolisitas,

saya ada pertanyaan sederhana mengenai tubuh dan jiwa/roh :

apakah jiwa/roh yang diberikan kepada manusia masih akan berkembang sejalan dengan bertambahnya umur atau jiwa/roh ini sudah berbentuk paket jadi tidak akan berkembang sejalan dengan bertambahnya umur..

salam kasih,
roni simanjuntak

Stefanus Tay
Admin
Reply to  roni simanjuntak
10 years ago

Shalom Roni Simanjuntak,

Manusia terdiri dari tubuh yang bersifat material dan jiwa yang bersifat spiritual. Kita tahu bahwa tubuh bertumbuh sejalan dengan bertambahnya usia. Jiwa manusia juga bertumbuh dalam faculties of the soul, seperti: akal budi (intellect), kehendak (will) dan rasa (sense). Pertumbuhan jiwa dengan demikian juga merupakan pertumbuhan kebajikan. Jadi, kalau kita menginginkan agar jiwa kita bertumbuh secara sehat, maka kita perlu bertumbuh dalam kebajikan (virtue): kebijaksanaan, keadilan, keberanian, pengendalian diri dan iman, pengharapan, kasih. Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

roni simanjuntak
roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Yth Bpk. Stef,

terima kasih pak atas jawabannya. Apakah iblis juga berkembang jiwa-nya secara kualitas ? Lalu setelah manusia mati, apakah masih mengalami perkembangan jiwa ?

Salam kasih,
Roni

Ingrid Listiati
Reply to  roni simanjuntak
10 years ago

Shalom Roni, Iblis tidak berkembang jiwanya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Sebab pengetahuan/ keadaan jiwa para malaikat itu (sebagai mahluk rohani) sudah final pada saat diciptakan; maka tidak seperti manusia yang karena keterbatasan tubuhnya, maka ada pertumbuhan berkenaan dengan tubuhnya, yang juga berpengaruh terhadap perkembangan jiwanya. Setelah manusia wafat, maka ada tiga pilihan keadaan yang menantinya: Surga, neraka atau Api Penyucian. Keadaan di Surga maupun neraka adalah keadaan final, di mana Surga adalah persatuan dengan Allah yang kekal, sedangkan neraka adalah keterpisahan dari Allah yang kekal. Dalam keadaan final ini (baik di Surga maupun neraka), tidak ada lagi perkembangan/ perubahan… Read more »

Antonius Erwin Sirait
Antonius Erwin Sirait
10 years ago

Mohon bantuan Admin, rekan lainnya akan penjelasan tentang : – Roh dan Jiwa pada Manusia, apakah Sama – Kapan ada Roh dan jiwa pada Calon Bayi, usia berapa hari ada kehidupan, dan kehidupan itu apakah kehendak Allah atau Manusia atau keduanya?,,, – Saat meninggal manusia, Tubuh menjadi tanah, Apakah jiwa dan Roh manusia masuk api penyucian, bukankah roh manusia adalah bersumber dari Nafas kehidupan yang di berikan Allah,dan jiwa manusia dari mana?… apakah di turunkan dari kedua orangtua yang ada pada sel sperma dan indung telur ibunya, maka yang dapat berdosa itu roh atau jiwa? – Siapa yang mencatat semua… Read more »

Paulus Samsu Wienarno
Paulus Samsu Wienarno
10 years ago

Shalom Katolisitasyang terkasih, Setelah membaca penjelasan dan tanya jawab disini, bukannya tercerahkan tetapi saya malah menjadi bingung. Ini saya tahu karena kebodohan saya saja. Sya sudah menjadi Katolik selama 60 tahun, tapi saya sangsi apakah saya sudah menjadi murid Kristus apa blom ? sesuai dengan Yoh. 13 : 34-35 (………….bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, jikalau kamu saling mengasihi”…Padahal saya blom bisa sepenuhnya mengasihi seperti perintah Yesus itu. Selain dari pada itu setelah membaca diskusi tersebut diatas mengenai : Tubuh, Jiwa dan Roh…lebih bingung lagi karena saya merasakan dengan pengalaman rohani saya tentang adanya Trichotomy. Bahwa Manusia ketika lahir cuma mempunyai Jiwa… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Paulus Samsu Wienarno
10 years ago

Shalom Paulus, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Kalau Anda merasa bingung dengan beberapa diskusi yang ada, silakan menanyakannya lebih lanjut. Tentang Yoh 13:34-35, yaitu perintah untuk saling mengasihi, maka kita harus melihat bahwa “mengasihi” adalah satu proses, yang harus kita perjuangkan seumur hidup. Yang terpenting adalah, kita terus mengandalkan rahmat Allah untuk terus bertumbuh dalam kasih atau kekudusan. Tentang jiwa dan roh manusia memang sering dipakai secara bergantian di dalam Kitab Suci, namun bukan untuk menyatakan adanya dua entitas spiritual yang berbeda. Dengan kata lain, jiwa manusia adalah roh, karena jiwa manusia adalah jiwa yang spiritual, yang mempunyai kemampuan untuk… Read more »

Richard
Richard
10 years ago

Syalom, Saya ingim memperjelas saja…sepengetahuan saya manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan Roh. berbeda dengan hewan yang hanya memiliki tubuh dan jiwa. Namun sesuai dengan pendalaman alkitab yang saya ikuti disebutkan bahwa sesuai KGK 367 yang ada cuman pembagian jiwa spiritual dan tubuh material. atau dengan kata lain gereja katolik mengakui tubuh rohani ada di dalam jiwa. Benarkah begitu?? karena menurut saya tubuh rohani tetap ada tapi terpisah tidak menjadi satu dengan jiwa. Mohon penjelasan untuk pendapat saya ini, apakah benar? : 1. Bila seseorang meninggal, maka jiwanya akan ke api pencucian (sesuai Iman Katolik) tapi Roh yang adalah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Richard
10 years ago

Shalom Richard, Mohon membaca terlebih dahulu artikel dan tanya jawab di atas ini, silakan klik. Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa yang bersifat rohani, dan dengan demikian tidak memisahkan antara jiwa dengan roh. Perbedaan manusia dengan hewan adalah bahwa hewan memiliki juga tubuh dan jiwa, namun jiwa hewan tidak bersifat rohani; sedangkan pada manusia, jiwanya bersifat rohani. Tubuh manusia itu sifatnya materia, jadi tidak ada istilah tubuh rohani. Yang ada adalah jiwa yang bersifat rohani. Pada manusia yang hidup, jiwa dan tubuhnya bersatu. Pada saat kematian, jiwa ini terpisah dari tubuhnya. 1. Bila seseorang meninggal, maka… Read more »

Amare
Amare
10 years ago

Salam Kasih, Sebelumnya saya memohon maaf jika apa yang akan saya sampaikan ini tidak sesuai dengan topik bahasan atau pun bertentangan dengan pendapat saudara/i terkasih oleh karenanya saya mohon bimbingan dari saudara/i sekalian, tujuan saya menyampaikan pendapat saya adalah agar terjalin diskusi yang terbuka dan dalam rangka mengembangkan dan mengarahkan iman dan kepercayaan kita kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus. Saya setuju manusia adalah mahluk yang terdiri dari dua kodrat yaitu, materiil adalah tubuh yang berasal dari debu dan tanah serta jiwa yang berasal dari nafas Tuhan. Saya menyadari pemahaman saya hanyalah setitik air dari samudera luas pengetahuan dan kebenaran… Read more »

Amare
Amare
Reply to  Amare
10 years ago

Salam Kasih, Saudara ku, terima kasih atas tanggapannya. Apa yang telah saya sampaikan sejauh pemahaman saya tidak bertentangan dengan KGK yang tentunya bersumber dari kitab suci dan tradisi suci yang disampaikan secara bijak oleh pengajar. Hingga saat ini saya belum melihat satu atau dua kata ketidak setujuan anda menilai pendapat saya. Demikian pula halnya dengan saya, tidak ingin membuat penafsiran yang mengarahkan pada trikotomi maupun dikotomi, saya hanya ingin belajar untuk mengetahui apakah pemahaman saya tersebut keliru? Tiada bermaksud untuk memaksakan pemahaman tersebut kepada siapa pun. Jika semua umat katolik (seperti halnya saya yang awam) telah memahaminya dengan baik masalah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Amare
10 years ago

Shalom Amare, 1. Katekismus mengajarkan bahwa meskipun ditulis atas inspirasi Roh Kudus, Kitab Suci ditulis oleh manusia, sehingga untuk memahami Kitab Suci kita perlu menemukan apa yang sebetulnya ingin disampaikan oleh sang manusia pengarang kitab itu melalui kata-kata yang digunakannya. Maka, penting kita memperhitungkan tentang peran sastra/ gaya bahasa yang dipergunakan oleh sang penulis kitab, agar kita tidak salah paham. KGK 109    Di dalam Kitab Suci Allah berbicara kepada manusia dengan cara manusia. Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan teliti, agar melihat, apa yang sebenarnya hendak dinyatakan para penulis suci, dan apa yang ingin diwahyukan Allah melalui kata-kata mereka (Bdk.… Read more »

Amare
Amare
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Salam Kasih, Bu Ingrid, pak Stef dan team katolisitas yg baik terima kasih atas penjelasannya. Saya menyadari sumber pengetahuan adalah kerendahan hati untuk menerima kebenaran yang telah diajarkan. Sebagai seorang awam pendapat pribadi dalam memahami yang “misteri” berasal dari pergulatan pengalaman hidup dan tafsir (KS) akan apa yg dipelajari dalam pergolakan dan kontradiksi hingga menjadi satu konsep yg diyakini kebenaranya secara pribadi dan terkadang tanpa disadari bertentangan dengan ajaran GK . Sumber kekayaan iman GK berupa dokumen Konsili, ASG, dan KGK serta tulisan para Bapa Gereja dan Tradisi-tradisi suci dalam GK tentulah sangat penting untuk memahami kepenuhan iman GK yg… Read more »

roni simanjuntak
roni simanjuntak
11 years ago

yth ibu ingrid dan bapak stef, Saya tertarik mengenai misteri tubuh manusia. Setelah saya membaca artikel ini, dengan semua tanya jawabnya, saya ingin memberitahukan permenungan saya mengenai trichotomy. Saya katholik dari kecil dan saya termasuk yang setuju dengan trikotomi dengan beberapa alasan. 1. Tubuh : saya setuju dengan pendapat katolisitas, hanya saja saya tambahkan beberapa hal. Sesuai dengan Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”. ini artinya bahwa manusia diciptakan segambaran dengan Allah, dari lahir, remaja, dewasa sampai kematian. Pada saat manusia masih bayi, mayoritas yang bekerja dalam… Read more »

Roni Simanjuntak
Reply to  roni simanjuntak
11 years ago

dear katolisitas, (1) Apakah definisi tubuh, jiwa dan roh; saya sudah jelaskan diatas. jika ada yang kurang jelas, tolong sampaikan kepada saya. (2) Apakah hubungan antara ketiganya : ketiganya adalah satu, tidak bisa dipisahkan. kalau ditanya bagian mana yang terpenting ? maka jawabannya adalah ketiga-tiganya. Tolong diperjelas lagi hubungan seperti apa yang ingin ditanyakan oleh katolisitas. (3) Apakah jiwa dan roh adalah bersifat spiritual dan apakah kekal? jiwa dan roh bersifat spiritual. Jiwa&pikiran tidak kekal, tetapi roh kekal. Jiwa&pikiran sangat melekat kepada tubuh, tetapi roh sangat melekat kepada Allah. Karena hanya dengan Kasih Allah sajalah, maka manusia diberikan kehidupan berupa… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Roni Simanjuntak
11 years ago

Shalom Roni, Dari komentar yang telah Anda berikan, maka berikut ini adalah komentar yang dapat saya berikan. Mungkin kita setuju dengan tubuh kita – yang bersifat material, yang menjadi bagian dari kodrat manusia. Dengan demikian, semua hal yang bersifat material, yang tersentuh, terlihat dan dapat ditangkap oleh panca indera manusia adalah tubuh. Kalau kita diciptakan menurut gambar Allah, maka yang terutama adalah karena kita mempunyai jiwa yang bersifat spiritual, yang mempunyai kemampuan untuk mengetahui dan mengasihi penciptanya. Dalam pemaparan Anda, maka Anda memberikan kesimpulan: jiwa dan pikiran digabungkan;  keduanya tidaklah kekal – yang berarti di Sorga tidak ada lagi jiwa… Read more »

Roni Simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Shalom Pak Stef, Maaf saya menjawab terlambat karena baru memeriksa dan mencari bahwa katolisitas sudah menjawab pertanyaan saya. Dalam Kitab Kejadian kita bisa lihat kehendak bebas Allah dalam menciptakan bumi dan bagaimana Allah dengan segala kehendak bebas dan segala kasih-Nya mau menciptakan Manusia secitra dengan diri-Nya. Kehendak bebas tidak selalu negatif. Tubuh tidak selalu negatif. Jiwa&Pikiran tidak selalu negatif. Roh selalu benar (karena berasal dari Allah), tapi manusia mempunyai tugas untuk tetap menjaga Roh tersebut yang pada awal mulanya diberikan baik, dan pada akhirnya pun harus diberikan kepada Allah dalam kondisi baik, sehingga kalau itu yang terjadi maka persekutuan roh… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Roni Simanjuntak
11 years ago

Shalom Roni Simanjuntak, Terima kasih atas tanggapan Anda. Saya minta maaf terlebih dahulu, karena keterbatasan waktu, maka ini merupakan jawaban saya yang terakhir tentang topik ini. Dari jawaban Anda, maka kita setuju bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan kodrat tubuh dan jiwa (menurut anda + Roh), adalah bersifat baik, yang berarti pada akhirnya akan menghadap Allah dengan kodrat yang telah diberikan namun derajat yang sempurna. Anda mengatakan sebelumnya bahwa kalau manusia meninggal, maka jiwa akan turut meninggal bersama dengan tubuh, sedangkan roh manusia akan masuk dalam persekutuan dengan Roh Allah. Point yang ingin saya berikan adalah kalau manusia yang telah meninggal… Read more »

roni simanjuntak
roni simanjuntak
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Salam Kasih Pak Stef, terima kasih atas jawabannya. Saya sangat mengerti atas keterbatasan waktu dari pak stef, dan saya juga tidak bisa memaksakan. Masih banyak yang ingin saya diskusikan, tetapi karena waktu pak stef, saya ingin bertanya dua hal saja : 1. Jawaban bpk : “Manusia yang pada awalnya diciptakan oleh Tuhan dengan kehendak bebas dan kemudian berakhir di Sorga dengan tanpa kehendak bebas, bukanlah merupakan kesempurnaan, namun justru merupakan kemunduran.” apakah merupakan tanggapan pribadi atau atas dasar dogma Gereja Katolik ? 2. pernyataan “Allah bisa memberikan inspirasi kepada kehendak bebas manusia, dengan tetap menghormati kehendak bebas manusia” : apakah… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  roni simanjuntak
11 years ago

Shalom Roni Simanjuntak, Terima kasih atas pengertiannya. Sebenarnya pernyataan saya adalah berdasarkan dari proses deduksi. Allah yang mempunyai kehendak bebas, menciptakan manusia dengan kehendak bebas (lih. KGK, 1730). Dan kondisi ini dipandang sungguh amat baik oleh Allah (lih. Kej 1:31). Dengan demikian, kehendak bebas bukanlah sesuatu yang negatif, bahkan sesuatu yang sungguh amat baik kalau digunakan dengan semestinya. Akan tetapi, penyimpangan kehendak bebas adalah berbahaya, seperti yang terlihat dari dosa manusia pertama. Bunda Maria, Yesus Kristus menunjukkan kepada kita, bahwa dengan tetap menggunakan kehendak bebas mereka, maka mereka telah memilih untuk taat kepada rencana Allah. Dan kesempurnaan kehendak bebas inilah… Read more »

xellz
xellz
11 years ago

syalom tim katolisitas, saya kurang mengerti mengapa menurut agama katolik manusia hanya terdiri dari tubuh dan jiwa, apalagi dalam hal bahwa jiwa dan roh merupakan kata yang berarti sama yang dipakai bergantian. Menurut saya harus terlebih dulu dijelaskan apa definisi dari tubuh, jiwa dan roh dalam pengertian umum dan kitab suci sehingga bisa menjadi dasar yang kuat atas ajaran tersebut. Saya sendiri juga tidak faham tentang makna ketiga hal tersebut. Namun yang saya tahu jiwa sepertinya berbeda dengan roh, sebab yang ada hanya rumah sakit jiwa bukan rumah sakit roh???? bagi saya manusia diciptakan dari tanah inilah yang membentuk tubuh.… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  xellz
11 years ago

Shalom Xellz, Menurut saya, cobalah membaca terlebih dahulu argumentasi yang telah diberikan di atas – silakan klik. Di artikel tersebut telah dibahas alasan-alasannya mengapa Gereja Katolik mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Di artikel tersebut juga dibahas tentang definisi jiwa – principle of life atau prinsip dari kehidupan. Definisi lebih lanjut tentang jiwa serta perbedaannya dengan binatang dan tumbuhan, dapat dilihat di artikel ini – silakan klik. Kalau dihubungkan dengan penciptaan manusia, maka dalam artikel tersebut dijelaskan sebagai berikut: Kej 2:7 “ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas (spirit) hidup ke dalam… Read more »

Rita
Rita
11 years ago

Shalom,

1 Thes 5:23 “…..tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”

Bagaimana pandangan gereja katolik tentang pendermaan organ (organ donation)?

Rita, Sabah, Malaysia

[Dari Katolisitas: silakan membaca di sini, silakan klik.]

dody
dody
11 years ago

Saya masih belum bisa percaya dan memahami bahwa tubuh manusia saat ini hanya terdiri dari tubuh dan jiwa. Karena berdasarkan kisah penebusan dan penyelamatan Kristus, Kristus sendiri berfirman bahwa Ia akan pergi kepada Bapa dan akan mengutus Roh Kebenaran (Roh Penghibur) yang akan mendampingi kita di dunia. Jadi kalau kita percaya bahwa Roh Kebenaran (Roh Kudus) itu didalam diri kita, maka setelah kepergian Sang Mesias menyatu kembali kepada Bapa itu, ada ‘tamu” terhormat lain yang dianugerahkan oleh Bapa sendiri dalam nama Anak manusia, untuk membimbing, menghibur dan mengajarkan apa yang menjadi ajaran, perintah dan kehendak Bapa dan Anak Manusia sendiri… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  dody
11 years ago

Shalom Dody, Nampaknya yang dibicarakan di sini bukan adanya atau tidak adanya Roh Kudus yang mendampingi manusia, tetapi apakah dalam diri manusia ada roh (roh manusia) yang terpisah dari jiwa manusia, sehingga manusia terdiri dari tubuh jiwa dan roh. Nah, tentang adanya Roh Kudus yang mendampingi manusia, itu adalah suatu kebenaran yang tidak perlu didiskusikan, sebab memang benar Roh Kudus sudah dicurahkan kepada manusia, lewat Baptisan, saat kita diangkat menjadi anak-anak Allah di dalam Kristus, dan karena itu kita menerima hidup ilahi. Roh Kudus yang dicurahkan ini bukan roh manusia, tetapi adalah Roh Allah. Sedangkan untuk hal berikutnya, yaitu apakah… Read more »

maria
maria
11 years ago

siapakah manusia itu menurut ajaran kitab suci dan ajaran gereja????

[Dari Katolisitas: Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang diciptakan menurut gambaran/ citra Allah (lih. Kej 1:27). Selanjutnya tentang apa makna manusia diciptakan menurut gambaran Allah, silakan klik di sini]

GUEST
GUEST
11 years ago

Untuk mengetahui :Apakah manusia terdiri dari tubuh,jiwa dan roh atau tubuh dan jiwa. Kalau sudah ditemukan jawabannya maka,kenakan jawaban itu kepada pertanyaan: TIGA HARI S E B E L U M YESUS DIBANGKITKAN DARI KEMATIANNYA YESUS ADA DIMANA? TIGA HARI SEBELUM YESUS DIBANGKITKAN PADA HARI KE T I G A TIDAK BOLEH ADA YESUS DALAM WUJUD APA PUN ,apakah dalam wujud manusia atau makhluk roh yang HIDUP. Kalau jawaban yang diperoleh dapat mengisi kevakuman tiga hari itu,maka jawabannya adalah salah, karena berarti sebelum Yesus dibangkitkan SUDAH ada Yesus. Kan Yesus BARU dibangkitkan pada hari ketiga [Lukas.24:7] Silahkan coba! [dari katolisitas:… Read more »

Rani HEndrikus
Rani HEndrikus
11 years ago

Alasan pada poit II untuk menyanggah teori trichotomy sangat lemah. Kalimat ini :”Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;…………”, sangat jelas untuk menunjukan bahwa firman Tuhan itu sangat tajam (kuat/berdaya) bahkan mampu memisahkan jiwa dari roh. Untuk apa pernyataan ini di ungkapkan kalau bukan untuk menunjukan bahwa: KETAJAMAN FIRMAN TUHAN ITU MAMPU MEMISAHKAN/MEMBEDAKAN SESUATU (DUA SUBSTANSI) YANG SULIT DIPISAHKAN ATAU DIBEDAKAN JIKA MENGGUNAKAN ALAT/CARA LAIN. Jadi tolong tim katolisitas uraikan juga teori trichotomy secara lengkap serta kritik-kritik yang diberikan oleh… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Rani HEndrikus
11 years ago

Shalom Rani Hendrikus, Terima kasih atas tanggapannya. Memang Firman Tuhan sanggup memisahkan segala sesuatu. Justru begitu tajamnya, sehingga Firman Tuhan sanggup memisahkan satu substansi. Dengan kata lain, kita dapat menginterpretasikan ayat Ibr 4:12 secara spiritual, untuk menyatakan bahwa memang Firman Tuhan sanggup menembus hati manusia yang terdalam. Namun, hal ini tidak untuk menyatakan bahwa manusia terdiri dari dua hal yang bersifat spiritual. Saya telah mencoba menguraikan bahwa tidak mungkin di dalam satu tubuh manusia terdiri dari dua hal yang bersifat spiritual. Kalau Anda masih mempunyai keberatan atau argumentasi yang lain, silakan untuk menyampaikannya kepada kami. Kalau seorang Katolik mendukung bahwa… Read more »

Yohanes
Yohanes
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Shalom katolisitas yg saya hormati, Saya setuju pendapat Rani. Mungkin benar mayoritas agama katolik lebih cenderung percaya kepada teori trichotomy. Dan pernyataan pak Stef, tentang kebingungan yang akan terjadi apabila menganut trichotomy, kalau menurut saya sebenarnya tdk ada. Dengan segala keterbatasan saya yang katolik awam ini, yang menjadi pengertian saya selama ini adalah : Jiwa adalah : Pikiran,Perasaan,akal budi manusia, termasuk didalamnya kehendak bebas manusia seutuh dan selengkapnya, yang input sumbernya berasal dari 5-6 pancaindera manusia. Makanya saya menyakini adanya pikiran sadar, dan pikiran bawah sadar. Jiwa pengertian saya bukan hanya bersifat Rohani, lebih tepat dikatakan Jiwa yang bersifat Jasmani/badaniah… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Yohanes
11 years ago

Shalom Roni, Terima kasih atas tanggapannya. Kalau Anda mau, maka Anda juga dapat menjawab beberapa pertanyaan yang saya ajukan di sini – silakan klik. Anda memberikan pengertian bahwa jiwa adalah bersifat jasmani karena fungsi otak, karena Anda membatasi pengertian jiwa dengan aktifitas berfikir. Namun, pada waktu kami mengatakan bahwa jiwa bersifat non-material, dan jiwa manusia bersifat spiritual, dan jiwa adalah prinsip kehidupan (principle of life), maka kita dapat melihat bahwa pengertian jiwa ini lebih luas dari definisi Anda. Gereja Katolik telah mendefinisikannya secara jelas di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 362-367). Kalau kita membaca kitab Kejadian, maka kita dapat melihat… Read more »

melchior de jesus
melchior de jesus
11 years ago

Salam dear katolisitas…
Saya mau bertanya, apakah Peran roh kudus atau jiwa, yg memampukan kt dlm hal mengendalikan hawa nafsu, tolong jelaskan apakah jiwa dan roh kudus itu berbeda..??

Stefanus Tay
Admin
Reply to  melchior de jesus
11 years ago

Shalom Melchior de Jesus, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Kita harus membedakan antara jiwa manusia dan Roh Kudus, karena keduanya tidaklah sama. Jiwa adalah the principle of life. Dengan kata lain, setiap individu mempunyai jiwa masing-masing. Jadi, manusia A adalah persatuan antara tubuh A dan jiwa A dan manusia B adalah persatuan antara tubuh B dan jiwa B.  Sedangkan Roh Kudus bukanlah jiwa kita, namun Dia adalah Pribadi ke-tiga dari Trinitas, yang menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan memberikan kekuatan kepada kita untuk hidup kudus, termasuk dengan memberikan kita tujuh karunia Roh Kudus pada saat kita dibaptis. Roh Kudus yang… Read more »

melchior de jesus
melchior de jesus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Terima kasih pa Stef atas penjelasannya,
Saya jadi lebih memahami esensi dr jiwa,
Dan Roh Kudus.
Trima kasih ya Allah Tri Tunggal Maha kudus yg telah mengutus
Roh kudus, yg senantiasa membimbing jalan hidup kami..

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
48
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x