Am I Happy?

saint AgustinusDalam benak masa kecilku, gulali adalah suatu kemewahan sehingga aku tidak berani meminta pada orang tua (selain karena lebih sering ditolak). Ketika suatu hari aku mendapatkannya, aku sangat bahagia sampai merasa tidak butuh apa-apa lagi. “Kriteria” kebahagiaan yang begitu sederhana.

Membandingkan masa kecil dengan sekarang, aku melihat betapa “kriteriaku” bertumbuh dan bertambah. Semakin dewasa, aku merasa semakin butuh banyak hal agar hidup “bahagia”. Aku mengira bisa bahagia dengan memiliki pasangan hidup, karier, kesejahteraan finansial, seks, pengetahuan, status sosial, dsb. Tenaga dan waktu kukorbankan supaya “kriteria-kriteria” tersebut tercapai. Malah, aku sampai mengorbankan keluarga dan orang-orang yang disayangi. Sampai akhirnya, aku jenuh dan menoleh ke belakang. Aku teringat betapa “kriteria” kebahagiaanku dulu sangat simpel. Di tengah kejemuan tersebut, terlintas kata-kata St. Agustinus, Uskup Hippo (354-430 AD) :

“Engkau telah menciptakan kami untuk Diri-Mu, dan tidak tenanglah hati kami sampai kami beristirahat dalam Engkau” – St. Agustinus dari Hippo

St. Agustinus menyadarkanku bahwa “kriteria” kebahagiaan yang sejati adalah Allah. Beliau mengingatkan bahwa Allah adalah kebutuhanku yang sebenarnya, sekalipun terkadang “kriteria” ini kadang terdengar teoritis dan kurang nyata. Manusia membutuhkan Allah dalam hidup, sekalipun manusia menyangkal atau meremehkan Allah. Ibaratnya, orang-orang yang sedang diet ketat pun tetap membutuhkan makanan agar tetap sehat.

Mungkin, “kriteria-kriteria” kebahagiaanku yang lain baru muncul setelah aku membandingkan hidupku dengan orang tua, artis, tokoh masyarakat, atau orang-orang lain. “Kriteria-kriteria” itu muncul karena keinginan, namun bukan kebutuhanku.

Kehidupan masyarakat juga seakan mempertegas kenyataan ini. Banyak orang kaya dengan hidup yang tersiksa atau kalangan selebriti yang gelisah karena tidak menemukan ketenangan. Di sisi lain, aku melihat tukang becak yang tertawa-tawa dengan keluarganya walau lauk makan malam mereka hanya ikan teri. Banyak orang cacat yang berhasil menjadi inspirasi bagi orang lain. Banyak biarawan-biarawati yang melayani dengan bahagia.

Aku ingin agar bisa bahagia walau hanya dengan hal-hal kecil. Aku ingin agar kebahagiaanku hanya ada pada gulali, sebuah gulali yang aku akan bawa ke kandang domba untuk kupersembahkan pada Bayi Yesus di hari kelahiranNya.

-Ioannes Wirawan-

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
ensy gaina
11 years ago

Artikel yang sangat memberkati, trimakasih katolisitas..GBU

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x