Akhir dunia: membuat takut atau rindu?

[Hari Minggu Biasa ke XXXIII: Dan 12:1-3;  Mzm 16:5-11; Ibr 10:11-18; Mrk 13:24-32 ]

“Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan… Apabila kamu berseru… maka Aku akan mendengarkan kamu…..” demikianlah petikan Antifon Pembuka hari ini, yang diambil dari kitab Yeremia (lih. Yer 29:11,12,14). Firman Tuhan ini mengingatkan kita akan rencana Allah untuk membawa kita kepada tujuan akhir kehidupan di Surga yang penuh kebahagiaan. Untuk itu, Allah Bapa telah mengutus Kristus Putera-Nya. Dan Kristus telah menyelesaikan misi penyelamatan yang diterima-Nya dari Allah Bapa. Namun kesempurnaan rancangan Allah memang baru sepenuhnya tergenapi di akhir zaman kelak, saat Allah ditinggikan, dan kepada Yesus Putera-Nya diberikan “nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2:9-11) Sungguh menakjubkan saat itu, ketika kita berlutut menyembah Tuhan bersama dengan berlaksa-laksa umat manusia, yang tak terhitung banyaknya…. “Alleluia…  Terpujilah Yesus Kristus Tuhan!” Maka seharusnya kita menantikan dengan rindu, saat Kristus datang kembali ke dunia dengan kemuliaan-Nya di akhir zaman. Tapi apakah kita benar-benar merindukan kedatangan-Nya … atau malah takut membayangkannya… nah, itulah yang menjadi persoalannya.

“Kitab Suci memberitahu kita bahwa ada dua kedatangan Putera Allah: pertama, ketika Ia mengambil rupa manusia demi keselamatan kita, dalam rahim seorang perawan; dan kedua, ketika Ia datang kembali di akhir dunia untuk mengadili semua manusia. Yang kedua ini disebut dalam Kitab Suci sebagai Hari Tuhan” (Katekismus Konsili Trente, I,8,2). Walaupun saat kedatangan-Nya yang pertama ke dunia, Yesus tidak menampakkan kebesaran-Nya; di kedatangan-Nya yang kedua, langit dan bumi akan menampakkannya. Yesus menyatakan bahwa saat itu “Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang…” (Mrk 13:24). Pada saat itu Ia akan mengumpulkan semua orang, akan mengadili mereka dan menyatakan keadilan-Nya. Ia akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada para hamba yang setia, maupun juga kepada mereka yang telah menolak dan menganiaya-Nya serta menganiaya para murid-Nya. Di saat itu kebenaran dan kebaikan akan memperoleh penghargaan; sedangkan kesalahan dan kejahatan memperoleh hukuman. Nabi Daniel telah menubuatkan saat itu, di mana sejumlah orang akan memperoleh hidup kekal, sedangkan sebagian yang lain memperoleh kengerian kekal. Namun bagi orang-orang benar tak ada yang harus ditakutkan, sebab “orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan orang-orang yang menuntun banyak orang kepada kebenaran akan bersinar seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya” (lih. Dan 12:3). Ayat ini mendorong kita agar dalam hidup sehari-hari berjuang  untuk melakukan apa yang baik dan benar, dan membawa serta orang-orang di sekitar kita untuk mengenal Kristus dan kebenaran-Nya. Sebab Allah telah mempersiapkan upah bagi mereka yang melakukannya sampai akhir. Mereka akan bercahaya dalam terang Tuhan untuk selamanya! Ini merupakan penghiburan yang mendatangkan sukacita bagi kita dalam menantikan Hari Tuhan itu, yaitu saat kedatangan-Nya kembali dalam terang kemuliaan-Nya.

Tuhan Yesus yang kita nantikan itu adalah sungguh Allah yang telah mengambil rupa manusia. Oleh sebab itu, meskipun Yesus mengatakan bahwa tentang Hari dan saat itu, “tak seorang pun yang tahu…. dan bahkan Anak pun tidak, hanya Bapa saja” (Mrk 13:32); Ia sebenarnya mau mengatakan bahwa Ia tidak mengetahuinya dari kapasitas-Nya sebagai manusia. Paham yang mengajarkan bahwa Yesus tidak tahu akan hari dan saatnya akhir dunia dikenal dengan ajaran sesat Agnoetae di abad ke-6. Sayangnya kini paham serupa muncul kembali di kalangan sejumlah umat Kristen. Dengan menganggap Yesus tidak tahu hari dan saatnya, mereka secara tak langsung memandang Yesus tak sehakikat dengan Bapa, dan malah menentang apa yang dinyatakan dalam Kredo, “Aku percaya akan Yesus Kristus…. Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad… Ia… sehakikat dengan Bapa…” Menanggapi paham ini, Paus St. Gregorius Agung telah menjelaskan, “Allah Putera yang Mahatahu mengatakan bahwa Ia tidak tahu harinya [akhir zaman], yang menyebabkan Ia tidak menyatakannya, bukan disebabkan oleh karena Ia sendiri tidak tahu, tetapi karena Ia tidak mengizinkan hal tersebut diketahui sama sekali…. Putera Tunggal Allah yang menjadi manusia sempurna bagi kita, sungguh mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diriNya sebagai manusia, namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia…. Sebab untuk maksud apa bahwa Ia yang menyatakan DiriNya sebagai Kebijaksanaan Allah yang menjelma, jika ada sesuatu yang tidak diketahui olehNya sebagai Sang Kebijaksanaan Allah? … Juga tertulis bahwa, …. Allah Bapa menyerahkan segala sesuatu ke dalam tanganNya [Yesus Kristus di ayat Yoh 13:3]. Jika disebutkan segala sesuatu, tentu termasuk hari dan saat Penghakiman Terakhir. Siapa yang begitu naif untuk mengatakan bahwa Allah Putera menerima di dalam tangan-Nya sesuatu yang tidak diketahui olehNya?” (Denz 248).

Demikianlah, jika kita sungguh mengimani bahwa Yesus adalah Putera Allah yang sehakikat dengan Allah Bapa, sudah selayaknya kita memahami ayat Mrk 13:32 ini seturut penjelasan Paus St. Gregorius ini. Tentu Kristus mengetahui tentang hari dan saat akhir zaman. Namun Dia tidak mengetahuinya dari kodrat-Nya sebagai manusia, dan bahwa saat berkhotbah tentang akhir zaman tersebut Ia tidak mau Hari-Nya diketahui. Sungguh, bukan bagian kita untuk mencari tahu kapan Hari dan saatnya Kristus akan datang kembali. Yesus sudah berkata, bahwa tak seorang pun yang mengetahuinya. Namun demikian, dalam sejarah, juga bahkan sampai sekarang, kita sering mendengar ada banyak orang yang meramalkannya. Injil hari ini mengingatkan agar kita tidak lekas terpengaruh akan berbagai ramalan akhir zaman. Yang lebih penting adalah agar kita “berhati-hati dan berjaga-jaga” (Mrk 13:33), sebab kita tidak tahu kapankah waktunya tiba. Sikap ini membuat kita bertumbuh dalam kerendahan hati, dan memusatkan hati untuk melakukan hal-hal yang perlu kita lakukan, dan bukannya menyibukkan diri menghitung hari yang bahkan tidak mungkin kita ketahui, menurut firman Tuhan. Bahkan hari terakhir kita hidup di dunia pun kita tidak tahu, apalagi hari akhir seluruh dunia! Ya, Tuhan arahkanlah hatiku kepada perkara-perkara yang sederhana! (Rm 12:16)

Menjelang akhir tahun liturgi, mari kita berefleksi. Bahwa jika kita sungguh mengasihi Tuhan dan hidup seturut dengan kehendak-Nya, bukankah selayaknya kita bergembira jika Ia datang? Jika ada rasa takut, maka besar kemungkinan itu karena kita tahu kita belum hidup sepenuhnya melakukan kehendak-Nya. Kembalilah, hai jiwaku, dalam tobat yang sejati, sehingga dapat kau serukan dengan segenap hati,  “Datanglah Tuhan Yesus!” Sebab kita tak akan pernah dapat dipuaskan oleh segala yang berasal dari dunia ini. Hati kita mendambakan karunia mendatang yang telah dipersiapkan Tuhan, yang lebih tinggi melampaui apa pun di dunia ini. Kita merindukan Tuhan, sebab kita telah diciptakan untuk Dia. “Ya Tuhan, datanglah, aku rindu melihat wajah-Mu…., Vultum tuum, Domine, requiram.”

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.